bandunginfo.com – Dalam upaya mempercepat pengembangan proyek Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya, Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat sepakat membentuk tim akselerasi khusus. Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menyatakan bahwa Plh Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Moh. Ade Afriandi, telah ditugaskan untuk memimpin tim ini yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan BRT Bandung Raya, termasuk perwakilan dari Kementerian Perhubungan.
“Kami telah menyepakati pembentukan tim akselerasi BRT yang melibatkan berbagai pihak. Tim ini akan mengadakan rapat percepatan dua minggu sekali,” kata Bey pada Senin (7/10/2024). Rapat-rapat tersebut akan dilaksanakan di berbagai lokasi strategis transportasi di Bandung Raya, seperti Terminal Leuwipanjang dan Terminal Cicaheum, serta lokasi lainnya. Bey juga membuka kemungkinan untuk mengadakan rapat di dalam bus guna melihat situasi di lapangan secara langsung.
Bey menambahkan bahwa rapat di lapangan sangat penting untuk memahami kondisi nyata serta respons masyarakat terkait proyek BRT ini. Jika perkembangan berjalan sesuai harapan, BRT Bandung Raya diharapkan dapat diluncurkan pada 1 Januari 2025.
Menurut Bey, penyediaan transportasi publik yang terpadu di wilayah Bandung Raya sudah menjadi kebutuhan mendesak. Namun, sebelum proyek tersebut terwujud, ia meminta tim akselerasi untuk menyusun semua detail proyek, termasuk melakukan konsultasi publik. Ia juga mengajak Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad), Arief S. Kartasasmita, untuk mengirimkan antropolog Unpad agar turut terlibat dalam proyek ini.
“Saya tidak ingin proyek BRT ini hanya sekadar menyediakan angkutan umum di Bandung Raya, tetapi juga menjadi bagian dari solusi sosial masyarakat dan bahkan menjadi gaya hidup. Untuk itu, keterlibatan antropolog Unpad sangat penting,” jelasnya.
Bey menekankan bahwa selama ini, pengembangan angkutan massal di Bandung sering kali terganggu oleh perubahan kebijakan setiap kali terjadi pergantian kepemimpinan. Dengan keterlibatan para antropolog, diharapkan proyek ini dapat memahami karakter sosial dan budaya masyarakat Bandung Raya secara lebih mendalam.
Tim akselerasi juga diminta untuk terus melakukan sosialisasi kepada publik mengenai pentingnya penyediaan transportasi publik ini. Bey berharap bahwa masyarakat dapat diberikan pemahaman yang mendalam mengenai proyek BRT, serta tidak ragu untuk memberikan kritik yang membangun. “Kita harus meyakinkan publik akan pentingnya transportasi publik yang terintegrasi. Perlu disiapkan re-routing angkutan umum agar tidak terjadi tumpang tindih rute, serta menghitung potensi kemacetan dan menyiapkan kantong parkir. Publik harus terlibat dalam proses ini,” tuturnya.