Strategi Pelaku Usaha Bertahan di Tengah Lonjakan Harga Kopi Dunia
img
  • 452x Dilihat
  • Ekonomi dan Bisnis
  • 02 Oct 2024

bandunginfo.com - Para pelaku usaha industri kopi di Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar akibat melonjaknya harga kopi global. Hal ini memaksa banyak pelaku industri kopi di dalam negeri untuk menyesuaikan harga jual kopi mereka, baik untuk jenis Arabika maupun Robusta, yang mengalami kenaikan signifikan dalam setahun terakhir.

Penyebab utama kenaikan harga ini adalah penurunan produktivitas tanaman kopi, yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Cuaca ekstrem seperti El Nino, La Nina, hingga Osilasi Madden-Julian telah membuat tanaman kopi sulit berbuah, sehingga pasokan kopi menjadi terbatas dan harga melonjak.

Salah satu pelaku usaha yang merasakan dampak ini adalah Fugol Coffee Roasters. Jhon Richard Christhoper, pemilik Fugol Coffee Roasters, mengungkapkan bahwa pelaku usaha kopi melakukan berbagai cara untuk menghadapi kenaikan ini, mulai dari mempertahankan harga jual sambil memperbanyak penjualan, hingga menaikkan harga.

"Setiap pelaku usaha memiliki strateginya masing-masing. Namun, bagi kami, menaikkan harga adalah solusi yang paling memungkinkan agar usaha tetap berjalan. Konsumen yang paham kualitas akan tetap memilih produk kami meskipun ada kenaikan harga," kata Jhon dalam acara Hari Kopi Sedunia 2024 di Bandung pada Selasa (1/10/2024).

1. Konsumen Tetap Memilih Kualitas Terbaik
Menurut Jhon, banyak pelaku usaha kopi yang mencoba mempertahankan harga dengan harapan konsumen akan tetap membeli. Namun, strategi ini sangat berisiko karena kenaikan harga bahan baku membuat sulit untuk mempertahankan kualitas tanpa menyesuaikan harga jual.

Fugol Coffee Roasters memilih untuk menaikkan harga secara bertahap sesuai dengan kenaikan bahan baku, dibandingkan harus menurunkan kualitas. “Pembeli akan melihat mana yang menawarkan kualitas lebih baik, dan kami yakin dengan menaikkan harga lebih awal, kami bisa menawarkan harga yang kompetitif dibandingkan dengan yang lain,” ujar Jhon.

Saat ini, harga kopi robusta yang belum disangrai (green bean) mengalami penurunan sedikit, dengan harga mencapai Rp80 ribu per kilogram, sementara arabika bisa mencapai Rp200 ribu.

2. Mengoptimalkan Penjualan Melalui Platform Digital
Jhon juga menuturkan bahwa Fugol Coffee Roasters memanfaatkan berbagai platform digital untuk memperluas jangkauan konsumennya, termasuk Tokopedia. Fugol menggunakan fitur ShopTokopedia dan konten video di aplikasi TikTok untuk memperkenalkan produknya kepada audiens yang lebih luas.

"Tokopedia memberikan kontribusi besar terhadap penjualan online Fugol Coffee Roasters, dengan omzet bulanan yang mencapai ratusan juta rupiah. Konsumen kami tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua," tambah Jhon.

Dalam rangka memperingati Hari Kopi Sedunia 2024, Tokopedia bersama ShopTokopedia terus mendukung pelaku usaha kopi nasional untuk memperluas pasar dan mengukuhkan posisi sebagai pahlawan industri kopi lokal.

3. Kopi Indonesia Bersaing di Pasar Internasional
Aditia Grasio Nelwan, Head of Communications E-commerce Tokopedia, menyatakan bahwa produksi kopi Indonesia mampu bersaing dengan produsen besar seperti Vietnam dan Brazil. Dengan variasi rasa yang khas dari berbagai provinsi penghasil kopi seperti Sumatra Selatan, Aceh, Lampung, dan Jawa Timur, kopi Indonesia memiliki potensi besar di pasar internasional.

Inisiatif Tokopedia dan ShopTokopedia dalam mendukung industri kopi lokal mencakup pelatihan pascapanen dan peningkatan mutu biji kopi bagi petani, dengan tujuan meningkatkan daya saing produk kopi Indonesia. Sejauh ini, lebih dari 1.000 petani kopi telah mendapat manfaat dari program pelatihan yang diselenggarakan Tokopedia.

Di kuartal III 2024, jumlah pelaku usaha kopi yang bergabung di ShopTokopedia meningkat hampir 1,5 kali lipat, dengan jumlah transaksi di subkategori Kopi juga naik lebih dari 1,5 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Aditia menambahkan, melalui berbagai inisiatif, Tokopedia berkomitmen untuk terus mendukung UMKM lokal, termasuk pelaku usaha di industri kopi, untuk meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian digital nasional dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Related Post