bandunginfo.com, BANDUNG – Bupati Bandung, Dadang Supriatna, terus berupaya memperkuat ekonomi masyarakat dengan menggelontorkan anggaran untuk program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Langkah ini diambil untuk mempercepat akselerasi sektor ekonomi mikro dan menghindarkan masyarakat dari praktik rentenir atau bank emok serta jebakan pinjaman online (pinjol) ilegal.
"Kami berharap warga Kabupaten Bandung tidak terjebak oleh bank emok dan pinjaman online [pinjol]," ujar Dadang Supriatna dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (1/8/2024). Program ini diharapkan dapat mengurangi angka perceraian yang mencapai 10.000 pasangan di Kabupaten Bandung, dimana 70% di antaranya disebabkan oleh masalah ekonomi akibat bank emok.
Pemerintah Kabupaten Bandung telah mengalokasikan Rp70 miliar untuk program ini, dengan Rp50 miliar disimpan di BPR dan Rp20 miliar di BJB. Hingga kini, sekitar 32.000 nasabah telah memanfaatkan program pinjaman tanpa bunga dan jaminan ini. "Nasabah tidak perlu membayar bunga dan tidak ada jaminan," tuturnya.
Dadang Supriatna, yang akrab disapa Kang DS, menekankan pentingnya peningkatan ekonomi masyarakat melalui kunjungannya ke 170 desa dalam program Rembug Bedas dan Bunga Desa. Ia menyadari masih ada masyarakat yang belum mengetahui program ini, sehingga diperlukan sosialisasi lebih lanjut oleh Dinas Koperasi dan UKM.
Dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, Kang DS mengidentifikasi lima hal yang perlu dipersiapkan: peningkatan sumber daya manusia yang profesional dan paham digitalisasi, pengembangan big data untuk UMKM, pelatihan kerja yang komprehensif, keberanian dan keilmuan dalam berwirausaha, serta pengelolaan keuangan yang baik. Kang DS juga menekankan pentingnya soliditas institusi dan riset serta pengembangan untuk mengetahui kebutuhan masyarakat.
Dengan menggabungkan pendidikan, kejujuran, tanggung jawab, dan pengembangan riset, Kang DS optimis bahwa masyarakat Kabupaten Bandung dapat mencapai kesejahteraan dan siap menghadapi tantangan di masa depan.