bandunginfo.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkap penyebab suhu dingin di Bandung Raya pada pagi hari dalam beberapa hari terakhir. Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung Raya, sudah mulai memasuki musim kemarau atau pancaroba.
Perubahan cuaca ini diperparah oleh dominasi angin timuran atau Monsun Australia yang menyebabkan suhu udara menjadi lebih dingin pada pagi hari dibanding biasanya. "Penyebab lainnya adalah angin Monsun Australia yang membawa udara dingin dan kering. Fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2024," ujar Teguh dalam keterangan resminya, Minggu (14/7/2024).
Teguh menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan hingga saat ini, suhu terendah di wilayah Bandung Raya mencapai 16 derajat Celsius dan tertinggi 30 derajat Celsius. Suhu dingin tidak hanya terjadi pada pagi hari, tetapi juga pada malam hari. Namun, saat siang hari terasa lebih terik karena sinar matahari tidak terhalang awan.
Pada malam hari, karena tidak adanya awan, radiasi yang disimpan akan maksimal dilepaskan, menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat dan berdampak pada udara dingin. "Monsun Australia membawa massa udara dingin dan kering, sehingga suhu di pagi hari dingin, di siang hari panas, dan di sore serta malam hari masih berpotensi hujan," jelas Teguh.
Kecepatan angin yang berhembus di wilayah Bandung Raya selama pancaroba ini umumnya bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan 5-20 kilometer per jam. Potensi pertumbuhan awan konvektif dan kelembapan udara pada lapisan 850 mb dan 700 mb di wilayah Bandung Raya berkisar antara 50-88 persen.
Teguh mengimbau masyarakat untuk tetap waspada selama masa pancaroba dengan memperhatikan perubahan suhu dari pagi hingga siang hari. "Apabila terjadi cuaca panas yang terik, disarankan untuk berlindung di tempat yang aman dan selalu mengupdate informasi cuaca dan iklim melalui laman dan media sosial resmi BMKG," pungkasnya.