bandunginfo.com - Peta politik Pilgub Jawa Barat (Jabar) semakin jelas dengan empat bakal pasangan calon (bapaslon) yang akan berkompetisi memperebutkan posisi gubernur. Keempat bapaslon tersebut adalah Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang diusung oleh koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, Hanura, Gelora, Garuda, PKN, Buruh, Prima, Perindo, PBB, dan Partai Ummat. Pasangan lainnya adalah Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie yang diusung oleh PKS, NasDem, dan PPP, kemudian Acep Adang Ruhiyat-Gita KDI yang didukung oleh PKB, serta Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja yang didukung oleh PDI Perjuangan dan merupakan bapaslon terakhir yang mendaftar ke KPU untuk Pilgub Jabar.
Meskipun kekuatan keempat bapaslon ini belum tergambar secara utuh, ambisi mereka untuk meraih suara terbanyak di Jawa Barat sangatlah jelas. Dengan jumlah pemilih yang hampir mencapai 36 juta jiwa, konstelasi politik dalam Pilkada ini sangat dinantikan oleh publik.
Dalam konteks ini, pakar politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Firman Manan, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama bagi para kandidat adalah bagaimana mereka dapat merebut suara loyalis Ridwan Kamil di Jawa Barat. Menurut Firman, dukungan untuk Ridwan Kamil, yang akrab disapa Kang Emil, masih sangat signifikan di wilayah ini, dengan survei terakhir menunjukkan angka dukungan sekitar 40-50 persen.
Setelah Ridwan Kamil dipastikan akan maju ke Jakarta, suara loyalisnya di Jawa Barat menjadi target yang sangat menarik bagi para kandidat. Firman mencatat bahwa mayoritas loyalis Ridwan Kamil belum menentukan pilihan mereka untuk Pilgub Jabar, dan kelompok pemilih ini memiliki potensi untuk menjadi swing voter yang dapat mempengaruhi hasil akhir pemilihan.
Saat ini, elektabilitas pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan masih sulit dikejar oleh kandidat lain. Namun, dengan waktu kampanye yang masih tersisa sekitar tiga bulan, peta politik Pilgub Jabar masih bisa berubah tergantung pada strategi yang akan diterapkan oleh para kandidat. Firman menambahkan bahwa belum ada pasangan calon yang secara jelas terasosiasi dengan Ridwan Kamil, sehingga siapa pun yang mampu menarik suara loyalis ini berpotensi menjadi kandidat yang lebih kompetitif dalam Pilgub Jabar 2024.