bandunginfo.com - Sejumlah artis, dari bintang sinetron hingga penyanyi dan presenter, turut serta dalam Pilkada Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Petahana Dadang Supriatna telah resmi menggandeng pemain sinetron Ali Syakieb sebagai pendampingnya. Sebelumnya, nama-nama seperti vokalis Setia Band Charlie Van Houten, bintang film Eksanti, pemain sinetron Luki Pradana, dan presenter Ramzi juga sempat disebut sebagai calon pendamping Dadang Supriatna.
Kabupaten Bandung, dengan jumlah penduduk 3,7 juta jiwa, menjadi wilayah potensial dalam perebutan suara pada pesta demokrasi ini. Selain Pilkada, beberapa artis juga memilih Kabupaten Bandung sebagai daerah pilihan pada Pileg 2024. Nama-nama seperti Dede Yusuf, Rachel Mariam, Deny Cagur, dan Ritche Ismail (Jeje) turut serta dalam kontestasi politik di wilayah ini. Pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan, menyatakan bahwa keterlibatan artis dalam politik menjadi tantangan bagi pemilih. Ia berharap pemilih di Indonesia semakin cerdas dan tidak hanya melihat popularitas kandidat, tetapi juga rekam jejak dan integritas mereka. "Pemilih harus melihat integritas, karena banyak kepala daerah yang terjerat kasus korupsi," katanya saat dikonfirmasi melalui telepon, Kamis (18/7/2024).
Firman menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi selebriti untuk ikut dalam kontestasi politik. Namun, kecerdasan dan kedewasaan masyarakat sebagai pemilih perlu ditingkatkan. Kabupaten Bandung, yang sering diramaikan oleh artis dalam Pileg dan Pilkada, menjadi contoh penting bagi pemilih untuk tidak hanya memilih berdasarkan popularitas dan penampilan fisik. "Pemilih harus mempertimbangkan kontribusi kandidat terhadap pembangunan daerah setelah terpilih," ujar Firman.
Firman juga menyoroti masalah di ranah partai politik. Menurutnya, partai politik belum sepenuhnya menjalankan fungsi perekrutan dan kaderisasi secara optimal. Proses seleksi untuk jabatan legislator atau kepala daerah masih kurang optimal. "Partai politik seharusnya sudah menyiapkan kader jauh-jauh hari, yang sudah berkarir lama di partai dan telah melalui pelatihan. Sekarang tidak demikian," tuturnya. Pemilihan Ali Syakieb sebagai pendamping Dadang Supriatna menunjukkan adanya masalah dalam proses kaderisasi partai politik.
Ali Syakieb awalnya berada di partai Nasdem, kemudian berpindah ke PDI-Perjuangan, dan sekarang mendapat rekomendasi dari Gerindra. Hal ini menunjukkan bahwa partai politik tidak selalu memajukan kadernya sendiri. Firman juga menyatakan bahwa partai politik seringkali hanya memikirkan kepentingan jangka pendek. Mereka lebih fokus pada insentif elektoral daripada nilai demokrasi dan pendidikan politik. "Ini menunjukkan partai politik belum menjalankan fungsi rekrutmen, kaderisasi, dan seleksi secara ideal, dan lebih berat pada hitungan elektoral. Kondisi ini tidak ideal," ungkapnya.