Refleksi Kritis Pengaruh Ponsel Terhadap Pembelajaran Anak SD dan SMP

Saat ini, Program Merdeka Belajar telah menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan di Indonesia. Meskipun dihadirkan dengan tujuan memperbaiki sistem pendidikan yang ada, beragam perdebatan dan kritik mengenai efektivitasnya terus mencuat, terutama ketika menyangkut anak-anak di tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Sebagai seorang yang prihatin dengan masa depan pendidikan anak-anak kita, saya tidak bisa tidak mempertanyakan arah dan dampak sebenarnya dari program ini. Salah satu perhatian utama adalah berkaitan dengan penggunaan media sosial yang semakin meluas di kalangan anak-anak. Jika dulu kita mendorong mereka untuk gemar membaca buku-buku di perpustakaan, kini, dengan kemudahan akses informasi digital, anak-anak lebih cenderung mencari jawaban dari mesin pencari di ponsel mereka.

Keadaan ini membuat saya sedih. Bagaimana mungkin anak-anak masa kini, yang seharusnya bermain di halaman rumah atau membaca buku di perpustakaan, malah tenggelam dalam dunia maya yang penuh dengan informasi tidak terfilter? Saya khawatir ini tidak hanya akan mengubah cara mereka belajar, tetapi juga membentuk pola pikir mereka yang lebih pasif dalam mencari pengetahuan.

Saya mengerti bahwa era digital membawa banyak manfaat, seperti memperluas wawasan dan memfasilitasi proses pembelajaran jarak jauh. Namun, saya juga melihat bahwa program seperti Merdeka Belajar, yang semestinya membebaskan anak-anak untuk belajar sesuai minat mereka, kadang justru membebani mereka dengan tugas-tugas tambahan di rumah. Apakah ini benar-benar memperkuat kreativitas mereka, ataukah hanya menambah beban orang tua yang sudah sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri?

Bagi saya, pendidikan yang baik adalah yang tidak hanya mengejar hasil akademik, tetapi juga membentuk karakter anak secara holistik. Saya rindu akan masa ketika anak-anak berlarian di kebun sekolah mereka, mengejar kupu-kupu dan menelusuri halaman buku dengan penuh antusiasme. Saya merasa bahwa kita perlu kembali menemukan keseimbangan antara teknologi dan tradisi, antara pembelajaran daring dan interaksi langsung.

Saya bukanlah ahli pendidikan, tetapi sebagai orang tua dan warga negara yang peduli, saya ingin melihat perubahan yang sebenarnya dalam sistem pendidikan kita. Kita perlu merenungkan ulang bagaimana program-program seperti Merdeka Belajar dapat benar-benar memberdayakan anak-anak untuk menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat secara karakter dan siap menghadapi dunia yang semakin kompleks.

Curhat Lainnya