bandunginfo.com – Pasar tradisional di Kota Bandung menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di kota ini. Oleh karena itu, DPRD Kota Bandung meminta agar pengelolaan sampah di pasar dilakukan secara mandiri oleh pengelola pasar. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Andri Rusmana, anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, menyatakan bahwa pihak pengelola pasar perlu segera mencari solusi agar sampah yang dihasilkan tidak sepenuhnya masuk ke TPS. Menurutnya, pasar dapat dijadikan proyek percontohan pengolahan sampah mandiri, yang nantinya bisa diadopsi oleh masyarakat.
"Pengelolaan sampah di pasar sebaiknya dilakukan oleh pihak yang memiliki kewenangan penuh, seperti dinas terkait. Pasar bisa menjadi contoh nyata dalam mensukseskan program pemilahan sampah mulai dari pencegahan, pendaur ulang, hingga pembuangan sampah dengan jumlah seminimal mungkin," jelas Andri pada Rabu (16/10/2024).
DPRD melihat pasar sebagai tempat yang ideal untuk memulai pilot project pengelolaan sampah, karena volume sampah yang dihasilkan setiap harinya cukup besar. Pj Wali Kota Bandung, A Koswara, mengungkapkan bahwa terdapat 37 pasar di Kota Bandung, yang setiap hari menghasilkan sekitar 90 kubik atau 54 ton sampah.
Koswara juga menjelaskan bahwa pemerintah kota sedang mencari metode terbaik untuk menangani masalah sampah, termasuk penanganan di tingkat wilayah. Salah satu solusi yang diusulkan adalah memulai pengelolaan sampah dari sumber timbulan, seperti rumah tangga dan pasar. Pemilahan sampah organik dan anorganik di tingkat awal dapat membantu meringankan beban pengelolaan sampah di TPS.
Pemkot Bandung juga tengah berupaya memastikan bahwa pemilahan sampah dapat dilakukan sejak dari sumbernya. Dengan cara ini, masalah sampah di Kota Bandung diharapkan dapat diselesaikan secara bertahap.